blog-img
09/11/2025

Penilaian Kinerja Guru Parigi Moutong Kini Berbasis Digital dan Kolaboratif

admin | Pendidikan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong melalui Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), mulai menerapkan sistem penilaian kinerja digital untuk guru, kepala sekolah, dan pengawas. Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat tata kelola pendidikan sekaligus meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di semua jenjang.

Kepala Bidang GTK, Farid, menjelaskan bahwa inti dari pengelolaan kinerja ini adalah mengukur kemampuan guru secara menyeluruh, tidak hanya dari aspek teknis mengajar, tetapi juga dalam hal kepemimpinan, kolaborasi, dan hubungan sosial di lingkungan sekolah.

“Ukuran kemampuan guru dan kepala sekolah ini luas mencakup atas, bawah, kiri, dan kanan. Jadi bukan hanya dinilai sebagai guru atau kepala sekolah, tapi juga sebagai pegawai yang berinteraksi dengan rekan kerja dan masyarakat sekitar,” jelas Farid.

Sistem penilaian ini menggunakan mekanisme berjenjang dan berbasis digital. Guru dinilai oleh kepala sekolah, kepala sekolah dinilai oleh pengawas, dan pengawas dinilai oleh atasannya langsung. Prosesnya dilakukan secara daring melalui akun sistem penilaian masing-masing, di mana setiap guru memiliki target dan indikator kinerja yang harus dicapai.

“Sistemnya seperti komunikasi dua arah, mirip percakapan di WhatsApp. Guru mengirim laporan capaian, kepala sekolah memberi umpan balik langsung melalui sistem, dan hasilnya menjadi semacam rapor digital,” ujar Farid.

Setiap indikator kinerja dalam sistem ini telah diatur secara terukur, mulai dari pencapaian kompetensi, pengelolaan kelas, hingga keterlibatan sosial guru di luar sekolah. Kepala sekolah diharapkan tidak hanya berperan sebagai manajer administrasi, tetapi juga aktor utama dalam lingkungan sekolah.

“Kepala sekolah bukan hanya mengurus dana BOS atau administrasi, tapi juga memastikan hubungan baik antar guru, memantau siswa, serta menindaklanjuti masalah seperti bullying atau siswa yang tidak bersekolah,” tambahnya.

Farid menegaskan bahwa pengelolaan kinerja dilakukan secara periodik. Di Parigi Moutong, evaluasi dilakukan setiap tahun, menyesuaikan dengan rutinitas padat guru dan kegiatan di berbagai jenjang pendidikan, termasuk TK yang memiliki pola kerja berbeda.

Ia menambahkan, paradigma guru kini telah berubah. Guru tidak lagi hanya berperan sebagai pengajar di dalam kelas, tetapi juga sebagai aktor sosial dan mitra bagi lingkungannya.

“Guru harus peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya, misalnya mendorong anak yang putus sekolah untuk kembali belajar, berinteraksi dengan kepala desa, tokoh masyarakat, atau orang tua siswa,” tutur Farid.

Guru juga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah psikologis siswa, seperti memahami alasan mengapa seorang anak tampak pendiam di kelas, apakah karena sifat pribadi atau adanya tekanan mental dari rumah.

Sistem penilaian ini terhubung dengan Rapor Pendidikan Nasional, yang menjadi ukuran kualitas pendidikan di Parigi Moutong. Saat ini, lebih dari 600 satuan pendidikan telah terdaftar dalam sistem tersebut, terdiri atas 425 SD Negeri, 114 SMP Negeri, dan 73 TK Negeri.

“Kalau nilai rapor pendidikan suatu sekolah rendah, berarti ada yang harus dibenahi, baik dari sisi kepala sekolah maupun guru. Karena rapor pendidikan ini juga menjadi acuan untuk evaluasi kinerja dan kenaikan pangkat,” jelas Farid.

Farid menambahkan, integrasi sistem ini juga tersambung dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Artinya, hasil penilaian kinerja digital dapat memengaruhi proses kenaikan pangkat atau penilaian administratif ASN di sektor pendidikan.

Selain penilaian, Dinas Pendidikan juga berupaya meningkatkan kompetensi guru, terutama dalam bidang bimbingan konseling, pendidikan inklusi, dan keterampilan menangani anak berkebutuhan khusus.

Farid mengungkapkan, mulai tahun depan, akan ada penambahan jabatan fungsional baru bagi guru SD, yakni guru bahasa Inggris, yang saat ini masih menunggu regulasi dari pemerintah pusat.

“Kita akan lihat apakah nanti perlu merekrut guru baru atau cukup meningkatkan kompetensi guru yang sudah ada dengan dasar kemampuan bahasa Inggris,” ujarnya.

Melalui program penilaian kinerja digital ini, Pemkab Parigi Moutong berharap setiap tenaga pendidik dapat memiliki peta capaian yang jelas, sekaligus menjadi sarana refleksi untuk memperkuat kualitas pendidikan di daerah.

“Tujuannya sederhana, agar semua guru, kepala sekolah, dan pengawas punya arah yang sama, transparan, dan terukur dalam meningkatkan mutu pendidikan,” tutup Farid.

Sumber : https://bisalanews.id/2025/10/30/penilaian-kinerja-guru-parigi-moutong-kini-berbasis-digital-dan-kolaboratif/

Bagikan Ke:

Populer